LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
1.
KASUS (MASALAH UTAMA)
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2.
PROSES TERJADINYA MASALAH
A.
Pengertian
HDR adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan dan putus asa.
HDR adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan dan putus asa.
B.
Etiologi
a.
Perkembangan ego terbelakang
b.
Model-model peran berkurang
c.
Kekurangan umpan balik positif
d.
Umpan balik berulang berakibat pada berkurangnya nilai diri
e.
Hubungan orang tua anak tidak memuaskan
f.
Lingkungan yang tidak terorganisasi dan semerawut
g.
Penganiayaan dan pengobatan anak
h.
Disfungsi sistem keluarga
Karakteristik perilaku
a.
Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b.
Mengatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak
mampu
c.
Mengatakan hal-hal yang negatif terhadap keadaan tubuhnya
d.
Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana
mestinya
e.
Menarik diri dari kehidupan social
f.
Kritis terhadap diri sendiri atau orang lain
g.
Destruktif terhadap orang lain dan diri sendiri
h.
Pembicaraan kacau
i.
Mempersiapkan adanya ketegangan peran
j.
Mudah tersinggung
k.
Produktifitas menurun
l.
Pandang hidup yang ekstrim
m.
Penolakan terhadap diri sendiri
n.
Menarik diri dari realitas
o.
Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan
p.
Merasa diri tidak adequate
q.
Keluhan fisik
r.
Penyalahgunaan zat
3.
RENTANG RESPON
respon
adaptif respon
maladaptif
aktualisasi
konsep diri harga diri
kerancuan depersonalisasi
diri positif rendah kronis identitas
4.
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah
kronis adalah penolakan orang tua yang tidak realitas, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri yang tidak realistis.
5.
FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah
kronis adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
ini dapat terjadi secara situasional atau kronik.
a.
Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara
tiba – tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban
pemerkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu,
dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan rendanya harga diri seseorang di
karenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak
nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh,
serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
b.
Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan
menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah
mempengaruhi seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun bertindak, maka
dianggap telah mempengaruhi koping individu tersebut sehingga menjdai tidak
efektif (mekanisme koping tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa
adanya intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak
memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolaasi sosial). Klien yang
mengalami isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya
sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.
6.
TEORI PARA AHLI MENGENAI HARGA DIRI RENDAH KRONIS
Pe Plau dan Sulivan dalam keliat (1999)
mengatakan bahwa pengalaman interpersonal di masa atau tahap perkembangan dari
bayi sampai lanjut usia yang tidak menyenangkan seperti good me, bad me, not
me, merasa sering dipermasalahkan atau merasa tertekan kelak, akan menimbulkan
perasaan di tolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak
efektif dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
7.
POHON MASALAH
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Effect Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Isolasi sosial
Corre Problem Harga diri rendah kronis
Cause Koping
individu tidak efektif
8.
MASALAH
KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.
Harga diri rendah kronis
2.
Koping individu tidak efektif
3.
Isolasi sosial
4.
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
5.
Resiko tiinggi perilaku kekerasan
9.
DATA YANG PERLU
DIKAJI
1. Isolasi sosial : menarik diri
Ds :
a.
Klien mengatakan lebih baik sendiri
Do :
a.
Klien terlihat lebih sering menyendiri
b.
Klien terlihat melamun
2. Harga diri rendah
Ds :
a.
Klien mengatakan gagal dalam mencapai cita-citanya
b.
Klien mengatakan malu karena tubuhnya gemuk
Do :
a.
Klien selalu gagal dalam mencapi cita-citanya
b.
Klien mersa citra tubuh kurang ideal
3. Berduka disfungsional
Ds :
a.
Klien mengatakan sedih karena bercerai dengan suaminya
Do :
a. Klien terlihat sedih
b. Klien terlihat melamun
4. Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
berhubungan dengan harga diri rendah
2. Harga diri rendah berhubungan
dengan berduka disfungsional
5. Rencana tindakan
Isolasi
sosial berhubungan dengan HDR
TUK 1 : Bina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan
a.
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan sopan
c.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d.
Jelaskan tujuan pertemuan
e.
Jujur dan menepati janji
f.
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.
Beri perhatian kepeda klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
TUK 2 : Mengidentifikasikan
kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
a.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b.
Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilain
negative
c.
Utamakan memberi pujian yang realistic
TUK 3 : Menilai kemampuan yang
digunakannya
Tindakan keperawatan
a.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
selama sakit
b.
Diskusikan kemampuan yang dilanjutkan penggunaannya
TUK 4 : Merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
1.
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
a.
kegiatan mandiri
b.
kegiatan dengan bantuan sebagian
c.
kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
TUK 5 : Melakukan kegiatan sesuai
kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan keperawatan
a.
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
b.
Beri pujian atas keberhasilan klien
c.
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah
TUK 6 : Memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
Tindakan keperawatan
a. Beri penkes kepada keluarga tentang cara merawat klien
dengan HDR
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
10.
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
Harga diri
rendah kronis
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
klien :
Klien
tampak gelisah, klien mengatakan gagal dalam mencapai cita- citanya, klien
terlihat menyendiri, klien terlihat sedih, kontak mata kurang
2. Diagnosa
keperawatan :
Isolasi
sosial berhubungan dengan HDR
3. Tujuan
khusus :
Bina
hubungan saling percaya
4. Tindakan
keperawatan :
a.
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan sopan
c.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukainya
d.
Jelaskan tujuan pertemuan
e.
Jujur dan menepati janji
f.
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.
Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam
terapeutik
“
selamat pagi bapak? perkenalkan nama saya Evitasari, bapak cukup panggil saya
suster Evi, nama bapak siapa dan lebih suka dipanggil siapa?”.
2. Evaluasi/
validasi
“
apa yang bapak rasakan saat ini”
3. Kontrak :
Topik
: “bapak hari ini kita akan ngobrol-ngobrol bagaimana perasaan bapak selama
berada disini?”
Waktu
: hari ini kita akan ngobrol-ngobrol habis olahraga saja yah bapak?
Tempat
: bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di teras depan saja yah bapak, apakah bapak bersedia?
Kerja
: “bapak saya disini praktek selama 2 minggu dari tanggal 24 September
Sampai 3 Oktober”
Sampai 3 Oktober”
“bagaimana
bapak apakah bapak mau ngobrol-ngobrol dengan suster”
“ibu
saya disini untuk membantu ibu”
“kalau
ibu punya masalah yang ingin ibu ceritakan, ceritakan saja kepada saya”
“ibu
sangat bagus sudah mau bercerita dengan suster”
TERMINASI
1. Evaluasi
respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi
pasien subjektif “bagaimana perasaan ibu sekarang setelah ngobrol-ngobrol
dengan suster”evaluasi perawat (objectif setelah reinforcement) “klien mau berjabat tangan, kontak
mata kurang”.
2. Tindak
lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan)
“Ibu
besok, ibu pikir-pikirkan tentang kelebihan yang ibu miliki?”
3. Kontrak
yang akan datang :
Topik
: “ ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi yah tentang apa kelebihan yang ada
pada ibu”
Waktu
: “ bagaimana kalau 10 menit saja apakah ibu bersedia?”
Tempat
: tempatnya dimana bu, di teras depan yah lebih enakkan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
klien
Klien tampak tenang, klien malu
karena tubuhnya gemuk, kontak mata baik, klien mengatakan suaminya tidak mau
mengurusin anaknya, klien mangatakan suka dengan rambutnya.
2. Diagnosa
keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri
berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan
keperawatan
Mengidentifikasikan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
4. Tindakan
keperawatan :
Diskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien, setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi
penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : “ Selamat pagi bu S ? “ Kemarin kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol lagi?
1. Salam terapeutik : “ Selamat pagi bu S ? “ Kemarin kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol lagi?
2.
Evaluasi / Validasi
“
Bagaimana keadaan ibu setelah mandi ?” Masih ingat tidak nama suster siti
3.
Kontrak : Topik : Hari ini, kita akan ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang
ibu miliki.
Waktu
: Kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit saja.
Tempat
: Disini ya bu ! Diteras depan.
Kerja
: (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1.
Apa yang ibu ketahui tentang kelebihan yang ada pada diri ibu S ?
2.
Selain itu apalagi bu…. Terus apalagi..? Berarti ibu banyak tau tentang
kelebihan ibu.
3.
Ibu S senang tidak dengan kelebihan yang ada pada diri ibu ?
4.
Ibu. S hobinya apa ? coba ibu sebutkan ?
5.
Sejak kapan ibu. S suka dengan hobi ibu ?, selain yang ibu sebutkan ada lagi
tidak hobi ibu?
6.
Ib. S banyak juga ya kelebihannya, jadi ibu harus bangga dengan kelebihan ibu.
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi
klien subyektif : Bagaimana perasaan ibu.S setelah berbicara dengan suster.
Evaluasi
perawat ( Obyektif setelah reinforcement) : Coba ibu S ulangi kembali tentang kelebihan yang ibu miliki.
2.
Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan ) : Nah, nanti coba ibu ingat-ingat kembali kelebihan yang
ibu miliki, besok kita akan ngobrol- ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan
selama disini?
3.
Kontrak yang akan datang :
Topik
: “besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya bu S, tentang kegiatan yang ibu
lakukan selama ibu berada disini’
Waktu
: “kita ketemu besok jam 09.00 WIB ya bu S“
Tempat
: “kita ngobrol-ngobrolnya di tempat tidur ya bu S”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
A. PROSES
KEPERAWATAN
1.
Kondisi klien : klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak menyendiri,
klien tampak lesu.
2.
Diagnosa keperawatan ; isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah
3.
Tujuan khusus : menilai kemampuan yang digunakan klien
4.
Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan selama sakit, diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
pengguaannya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : “ pagi bu ? kemarinkan kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol, bagaimana apa ibu bersedia?”
1. Salam terapeutik : “ pagi bu ? kemarinkan kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol, bagaimana apa ibu bersedia?”
2.
Evaluasi / validasi ; “kemarinkan kita ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang
ibu miliki, ibu masih ingat tidak?”
3.
Kontrak :
Topik
: “Kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama berada
disini”
Waktu
: “ bagaimana kalu kita ngobrol-ngobrol selama 10 menit “
Tempat
: ‘mau dimana bu ? di teras saja ya !
Kerja
: (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1.
Apa saja kebiasaan ibu dirumah?
2.
Sering tidak kebiasaan ibu itu dilakukan disini? apa saja
3.
Selain makan dan tidur, ibu sering membantu pekerjaan yang ada disini tidak.
4.
Tapi saya sering lihat ibu kerja contohnya ibu dan teman ibu suka mengambil
makan buat teman-teman yang lain.
5.
Dan ibu juga suka memanggil teman-teman ibu buat makan itu sangat bagus bu.
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Evaluasi
pasien subyektif : “sekarang ibu bagaimana perasaanya setelah ngobrol-ngobrol dengan suster.
Evaluasi
perawat (Obyektif setelah reinforcement) : “klien mau bercerita tentang
kebiasaanya dirumah dan kebiasanya yang ada di Rumah sakit.
2.
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : “ besok ibu pikir-pikirkan apa yang setiap hari yang
ibu lakukan semenjak ibu berada disini”
3.
Kontrak yang akan datang :
Topik
: “besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan disini”
Waktu
: “ kita mau ngobrol jam berapa bu jam 09.00 saja ya
Tempat
: mau dimana bu, di teras depan ya.
STARTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1.
Kondisi klien
Klien tampak kooperatif, klien tampak
tenang, kontak mata baik, klien tampak sedih.
2.
Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri
berhubungan dengan harga diri rendah.
3.
Tujuan khusus
Klien dapat (menetapkan) merencanakan
kegitan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4.
Tindakan keperawatan
Rencanakan bersama klien aktivitas
yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan
dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total. Tingkatkan
kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien, beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : pagi bu R ? Lagi ngapain / sudah mandi belum?
1. Salam terapeutik : pagi bu R ? Lagi ngapain / sudah mandi belum?
2.
Evaluasi/validasi : bagaimana perasaannya pagi ini ? Apa ibu sudah pikirkan
rencana ibu pada hari ini.
3.
Kontrak :
Topik
: “ibu pagi ini kita akan membicarakan rencana kegiatan ibu pada hari ini”.
Waktu
: “ibu mau ngobrol berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit.
Tempat
: ngobrolnya mau dimana ? Disini saja ya bu, kayaknya lebih asyikkan.
Kerja
: (langkah-langkah tindakan keperawatan).
1.
Bisa tidak ibu ceritakn dari ibu bangun tidur sampai ibu mau tidur.
2.
Apa yang ibu lakukan saat ada waktu luang.
3.
Kegiatan apa saja yang memerlukan bantuan suster ? Apa saja bu.
4.
Kalau kegiatan yang bisa ibu lakukan sendiri coba ibu sebutkan apa saja ?
5.
Bagus sekali bu, ibu rajin ya, ibu juga bisa melakukan kegiatan yang lain
seperti menyapu, mengepel, menyiram bunga, membersihkan tempat tidur dan masih
banyak lagi.
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi
pasien subyektif : apa yang ibu rasakan setelah ngobrol-ngobrol dengan suster.
Evaluasi
perawat (obyektif setelah reinforcement) : klien terlihat kooperatif, klien
mampu menjawab pertanyaan perawat.
2.
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : ibu besok, ibu ingat-ingat kembali apa kegiatan ibu
sehari-hari.
3.
Kontrak yang akan datang :
Topik
: besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya, tentang rencana kegiatan yang telah
ibu buat.
Waktu
: kita ketemu lagi jam 09.00 apa ibu mau ?
Tempat
: tempatnya disini saja ya bu.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1.
Kondisi klien
Klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak
kooperatif, klien tampak senang.
2.
Diagnosa keperawatan
Isolasi
sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3.
Tujuan keperawatan
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
4.
Tindakan keperawatan
Beri kesempatan pada klien untuk
mencoba kegiatan yang telah direncanakan, beri pujian atas keberhasilan klien,
diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
B. STRATEGI KEPERAWATAN
Orientasi
1. Salam teraupetik : selamat pagi bu R ? Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya.
1. Salam teraupetik : selamat pagi bu R ? Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya.
2.
Evaluasi / validasi : bagaimana keadaan ibu pada pagi ini ? Ibu masih ingat
tidak kemarin kita ngobrol-ngobrol tentang apa ?
3.
Kontrak :
Topik
: pagi ini kita akan ngobrol-ngobrol tentang rencana kegiatan yang telah ibu
buat kemarin.
Waktu
: kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit apa ibu mau ?
Tempat
: ngobrol-ngobrolnya enakkan disini ya bu.
Kerja
: (langkah-langkah tindakan keperawatan).
1.
Kemarin ibu sudah buat jadwal kegiatan ibu.
2.
Gimana bu, tadi pagi apa ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah ibu buat.
3.
Bagus bu, ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan rencana ibu.
4.
Buat besok ibu juga harus sesuaikan dengan jadwal yang telah ibu tulis.
5.
Jadwal kegiatan ini bisa ibu buat kalau ibu berada di rumah, agar waktu luang
ibu bisa berisi dengan hal-hal yang positif seperti ikut arisan, pengajian,
kumpul dengan anak-anak dan masih banyak kegiatan yang lain.
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi
pasien subyektif : setelah ngobrol-ngobrol dengan suster bagaimana perasaan ibu
sekarang.
Evaluasi
perawat (obyektif setelah reinforcement) : bisa tidak Ibu ulangi lagi kegiatan
yang telah ibu lakukan tadi pagi.
2.
Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : nanti bila ibu tidak bertemu suster coba ibu terapkan
apa yang sudah ditulis dijadwal kegiatan.
3.
Kontrak yang akan datang :
Topik
: ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang telah ibu buat,
besok kita evaluasi ya bu.
Waktu
: besok kita akan ngobrol-ngobrol jam 09.00 ya bu.
Tempat
: besok kita ketemu disini lagi ya bu.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERTAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1.
Kondisi klien
Klien tampak tenang, interaksi positif, klien tampak senang.
2.
Diagnosa keperawatan
Isolasi
sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3.
Tujuan khusus
Memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
4.
Tindakan keperawatan
Beri penkes kepada keluarga cara
merawat klien HDR, bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat,
bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Oreintasi
1. Salam terapeutik : selamat siang mas perkenalkan nama saya Rika dari AKPER PERTAMINA, saya bertugas disini mulai tanggal 24 september sampai 4 Oktober.
1. Salam terapeutik : selamat siang mas perkenalkan nama saya Rika dari AKPER PERTAMINA, saya bertugas disini mulai tanggal 24 september sampai 4 Oktober.
2.
Evaluasi / validasi : bagaimana apa mas sudah siap menjemput ibu, dan apa mas
sudah tau cara merawat ibu di rumah.
3.
Kontrak :
Topik
: kita akan ngobrol-ngobrol tentang cara merawat ibu di rumah .
Waktu
: bagaimana kalau 10 menit apa mas mau?
Tempat
: kita akan ngobrol-ngobrol di teras depan saja ya mas
Kerja
: (langkah-langkah tindak lanjut).
1.
Hari ini kan mas mau menjemput ibu.
2.
Apa mas sudah tau cara merawat ibu di rumah.
3.
Iya mas benar, jadi jika ibu berada di rumah dan sering menyendiri, melamun,
mas harus memberikan dukungan untuk ibu.
4.
Mas juga harus selalu memuji ibu apa bila ibu melakukan sesuatu kegiatan yang
bersifat positif.
5.
Jangan lupa ibu selalu diingatkan untuk meminum obat 3x sehari.
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi
pasien subyektif : bagaimana apa mas mengerti.
Evaluasi
perawat (obyektif setelah reinforcement) : coba mas ulangi lagi apa yang akan
mas lakukan dengan ibu apabila ibu melakukan kegiatan yang bersifat positif.
2.
Tindak lanjut (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan : ya sudah kalau begitu mas di rumah harus merawat ibu dengan
baik ya, jangan lupa ingatkan ibu untuk minum obatnya.
3.
Kontrak yang akan datang :
Topik
: jika ibu di rumah punya masalah lagi, mas datang ke poli RS ini dan
konsultasi dengan dokter tentang keadaan ibu.
Waktu
: konsultasinya sesuai dengan jadwal yang telah diberikan ya mas.
Tempat
: konsulnya di RS ini ya.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita.2009.
Prinsip
Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat
bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH
OLEH :
WENSESLAUS AMSIKAN
06110276
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dengan harga
diri rendah kronisi telah disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa,
(Wenseslaus Amsikan)
Mengetahui,
Pembimbing Lahan, Pembimbing Akademik,
( ) ( )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar