Sabtu, 09 November 2013

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH


LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

1.        KASUS (MASALAH UTAMA)
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2.        PROSES TERJADINYA MASALAH
A.           Pengertian
HDR adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan dan putus asa.
B.            Etiologi
a.         Perkembangan ego terbelakang
b.         Model-model peran berkurang
c.         Kekurangan umpan balik positif
d.        Umpan balik berulang berakibat pada berkurangnya nilai diri
e.         Hubungan orang tua anak tidak memuaskan
f.          Lingkungan yang tidak terorganisasi dan semerawut
g.         Penganiayaan dan pengobatan anak
h.         Disfungsi sistem keluarga
Karakteristik perilaku
a.          Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b.         Mengatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
c.          Mengatakan hal-hal yang negatif terhadap keadaan tubuhnya
d.         Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya
e.          Menarik diri dari kehidupan social
f.          Kritis terhadap diri sendiri atau orang lain
g.         Destruktif terhadap orang lain dan diri sendiri
h.         Pembicaraan kacau
i.           Mempersiapkan adanya ketegangan peran
j.           Mudah tersinggung
k.         Produktifitas menurun
l.           Pandang hidup yang ekstrim
m.       Penolakan terhadap diri sendiri
n.         Menarik diri dari realitas
o.         Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan
p.         Merasa diri tidak adequate
q.         Keluhan fisik
r.           Penyalahgunaan zat

3.        RENTANG RESPON

respon adaptif                                                                                                 respon maladaptif


 


aktualisasi           konsep diri                 harga diri                   kerancuan             depersonalisasi
diri                        positif                     rendah kronis              identitas


4.        FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orang tua yang tidak realitas, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.




5.        FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional atau kronik.
a.         Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba – tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan rendanya harga diri seseorang di karenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.

b.        Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah mempengaruhi seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap telah mempengaruhi koping individu tersebut sehingga menjdai tidak efektif (mekanisme koping tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa adanya intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolaasi sosial). Klien yang mengalami isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.
6.        TEORI PARA AHLI MENGENAI HARGA DIRI RENDAH KRONIS
Pe Plau dan Sulivan dalam keliat (1999) mengatakan bahwa pengalaman interpersonal di masa atau tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia yang tidak menyenangkan seperti good me, bad me, not me, merasa sering dipermasalahkan atau merasa tertekan kelak, akan menimbulkan perasaan di tolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.

7.        POHON MASALAH
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Effect                                           Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi sosial
Corre Problem                                       Harga diri rendah kronis
 

Cause                                                  Koping individu tidak efektif



8.        MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.         Harga diri rendah kronis
2.         Koping individu tidak efektif
3.         Isolasi sosial
4.         Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
5.         Resiko tiinggi perilaku kekerasan




9.        DATA YANG PERLU DIKAJI
1.    Isolasi sosial : menarik diri
Ds :
a.    Klien mengatakan lebih baik sendiri
Do :
a.    Klien terlihat lebih sering menyendiri
b.    Klien terlihat melamun
2.    Harga diri rendah
Ds :
a.    Klien mengatakan gagal dalam mencapai cita-citanya
b.    Klien mengatakan malu karena tubuhnya gemuk
Do :
a.    Klien selalu gagal dalam mencapi cita-citanya
b.    Klien mersa citra tubuh kurang ideal
3.    Berduka disfungsional
Ds :
a.    Klien mengatakan sedih karena bercerai dengan suaminya
Do :
a. Klien terlihat sedih
b. Klien terlihat melamun
4.    Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional
5. Rencana tindakan

Isolasi sosial berhubungan dengan HDR
TUK 1 : Bina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan
a.         Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.        Perkenalkan diri dengan sopan
c.         Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d.        Jelaskan tujuan pertemuan
e.         Jujur dan menepati janji
f.         Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.        Beri perhatian kepeda klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 : Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
a.         Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b.        Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilain negative
c.         Utamakan memberi pujian yang realistic
TUK 3 : Menilai kemampuan yang digunakannya
Tindakan keperawatan
a.         Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
b.        Diskusikan kemampuan yang dilanjutkan penggunaannya
TUK 4 : Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
1.        Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
a.    kegiatan mandiri
b.    kegiatan dengan bantuan sebagian
c.    kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2.        Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3.        Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
TUK 5 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan keperawatan
a.         Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b.        Beri pujian atas keberhasilan klien
c.         Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

TUK 6 : Memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan keperawatan
a.    Beri penkes kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR
b.    Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c.    Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

10.    DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Harga diri rendah kronis


















STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A.   PROSES KEPERAWATAN
1.    Kondisi klien :
Klien tampak gelisah, klien mengatakan gagal dalam mencapai cita- citanya, klien terlihat menyendiri, klien terlihat sedih, kontak mata kurang
2.    Diagnosa keperawatan :
Isolasi sosial berhubungan dengan HDR
3.    Tujuan khusus :
Bina hubungan saling percaya
4.    Tindakan keperawatan :
a.         Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.        Perkenalkan diri dengan sopan
c.         Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukainya
d.        Jelaskan tujuan pertemuan
e.         Jujur dan menepati janji
f.         Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.        Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
B.   STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1.    Salam terapeutik
“ selamat pagi bapak? perkenalkan nama saya Evitasari, bapak cukup panggil saya suster Evi, nama bapak siapa dan lebih suka dipanggil siapa?”.
2.    Evaluasi/ validasi
“ apa yang bapak rasakan saat ini”
3.    Kontrak :
Topik : “bapak hari ini kita akan ngobrol-ngobrol bagaimana perasaan bapak selama berada disini?”
Waktu : hari ini kita akan ngobrol-ngobrol habis olahraga saja yah bapak?
Tempat : bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di teras depan saja yah bapak, apakah bapak bersedia?
Kerja : “bapak saya disini praktek selama 2 minggu dari tanggal 24 September
Sampai 3 Oktober”
“bagaimana bapak apakah bapak mau ngobrol-ngobrol dengan suster”
“ibu saya disini untuk membantu ibu”
“kalau ibu punya masalah yang ingin ibu ceritakan, ceritakan saja kepada saya”
“ibu sangat bagus sudah mau bercerita dengan suster”
TERMINASI
1.    Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi pasien subjektif “bagaimana perasaan ibu sekarang setelah ngobrol-ngobrol dengan suster”evaluasi perawat (objectif setelah reinforcement) “klien mau berjabat tangan, kontak mata kurang”.
2.    Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan)
“Ibu besok, ibu pikir-pikirkan tentang kelebihan yang ibu miliki?”
3.    Kontrak yang akan datang :
Topik : “ ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi yah tentang apa kelebihan yang ada pada ibu”
Waktu : “ bagaimana kalau 10 menit saja apakah ibu bersedia?”
Tempat : tempatnya dimana bu, di teras depan yah lebih enakkan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1.    Kondisi klien
Klien tampak tenang, klien malu karena tubuhnya gemuk, kontak mata baik, klien mengatakan suaminya tidak mau mengurusin anaknya, klien mangatakan suka dengan rambutnya.

2.    Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3.    Tujuan keperawatan
Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4.    Tindakan keperawatan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : “ Selamat pagi bu S ? “ Kemarin kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol lagi?
2. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana keadaan ibu setelah mandi ?” Masih ingat tidak nama suster siti
3. Kontrak : Topik : Hari ini, kita akan ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang ibu miliki.
Waktu : Kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit saja.
Tempat : Disini ya bu ! Diteras depan.
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Apa yang ibu ketahui tentang kelebihan yang ada pada diri ibu S ?
2. Selain itu apalagi bu…. Terus apalagi..? Berarti ibu banyak tau tentang kelebihan ibu.
3. Ibu S senang tidak dengan kelebihan yang ada pada diri ibu ?
4. Ibu. S hobinya apa ? coba ibu sebutkan ?
5. Sejak kapan ibu. S suka dengan hobi ibu ?, selain yang ibu sebutkan ada lagi tidak hobi ibu?
6. Ib. S banyak juga ya kelebihannya, jadi ibu harus bangga dengan kelebihan ibu.



TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan ibu.S setelah berbicara dengan suster.
Evaluasi perawat ( Obyektif setelah reinforcement) : Coba ibu S ulangi kembali tentang kelebihan yang ibu miliki.
2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan ) : Nah, nanti coba ibu ingat-ingat kembali kelebihan yang ibu miliki, besok kita akan ngobrol- ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama disini?
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : “besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya bu S, tentang kegiatan yang ibu lakukan selama ibu berada disini’
Waktu : “kita ketemu besok jam 09.00 WIB ya bu S“
Tempat : “kita ngobrol-ngobrolnya di tempat tidur ya bu S”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien : klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak menyendiri, klien tampak lesu.
2. Diagnosa keperawatan ; isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan khusus : menilai kemampuan yang digunakan klien
4. Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit, diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguaannya.



B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : “ pagi bu ? kemarinkan kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol, bagaimana apa ibu bersedia?”
2. Evaluasi / validasi ; “kemarinkan kita ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang ibu miliki, ibu masih ingat tidak?”
3. Kontrak :
Topik : “Kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama berada disini”
Waktu : “ bagaimana kalu kita ngobrol-ngobrol selama 10 menit “
Tempat : ‘mau dimana bu ? di teras saja ya !
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Apa saja kebiasaan ibu dirumah?
2. Sering tidak kebiasaan ibu itu dilakukan disini? apa saja
3. Selain makan dan tidur, ibu sering membantu pekerjaan yang ada disini tidak.
4. Tapi saya sering lihat ibu kerja contohnya ibu dan teman ibu suka mengambil makan buat teman-teman yang lain.
5. Dan ibu juga suka memanggil teman-teman ibu buat makan itu sangat bagus bu.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Evaluasi pasien subyektif : “sekarang ibu bagaimana perasaanya setelah ngobrol-ngobrol dengan suster.
Evaluasi perawat (Obyektif setelah reinforcement) : “klien mau bercerita tentang kebiasaanya dirumah dan kebiasanya yang ada di Rumah sakit.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : “ besok ibu pikir-pikirkan apa yang setiap hari yang ibu lakukan semenjak ibu berada disini”
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : “besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan disini”
Waktu : “ kita mau ngobrol jam berapa bu jam 09.00 saja ya
Tempat : mau dimana bu, di teras depan ya.

STARTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak kooperatif, klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak sedih.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegitan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien, beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : pagi bu R ? Lagi ngapain / sudah mandi belum?
2. Evaluasi/validasi : bagaimana perasaannya pagi ini ? Apa ibu sudah pikirkan rencana ibu pada hari ini.
3. Kontrak :
Topik : “ibu pagi ini kita akan membicarakan rencana kegiatan ibu pada hari ini”.
Waktu : “ibu mau ngobrol berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit.
Tempat : ngobrolnya mau dimana ? Disini saja ya bu, kayaknya lebih asyikkan.
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan).
1. Bisa tidak ibu ceritakn dari ibu bangun tidur sampai ibu mau tidur.
2. Apa yang ibu lakukan saat ada waktu luang.
3. Kegiatan apa saja yang memerlukan bantuan suster ? Apa saja bu.
4. Kalau kegiatan yang bisa ibu lakukan sendiri coba ibu sebutkan apa saja ?
5. Bagus sekali bu, ibu rajin ya, ibu juga bisa melakukan kegiatan yang lain seperti menyapu, mengepel, menyiram bunga, membersihkan tempat tidur dan masih banyak lagi.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi pasien subyektif : apa yang ibu rasakan setelah ngobrol-ngobrol dengan suster.
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : klien terlihat kooperatif, klien mampu menjawab pertanyaan perawat.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : ibu besok, ibu ingat-ingat kembali apa kegiatan ibu sehari-hari.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya, tentang rencana kegiatan yang telah ibu buat.
Waktu : kita ketemu lagi jam 09.00 apa ibu mau ?
Tempat : tempatnya disini saja ya bu.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak kooperatif, klien tampak senang.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan keperawatan
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
4. Tindakan keperawatan
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan, beri pujian atas keberhasilan klien, diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
B. STRATEGI KEPERAWATAN
Orientasi
1. Salam teraupetik : selamat pagi bu R ? Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya.
2. Evaluasi / validasi : bagaimana keadaan ibu pada pagi ini ? Ibu masih ingat tidak kemarin kita ngobrol-ngobrol tentang apa ?
3. Kontrak :
Topik : pagi ini kita akan ngobrol-ngobrol tentang rencana kegiatan yang telah ibu buat kemarin.
Waktu : kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit apa ibu mau ?
Tempat : ngobrol-ngobrolnya enakkan disini ya bu.
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan).
1. Kemarin ibu sudah buat jadwal kegiatan ibu.
2. Gimana bu, tadi pagi apa ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ibu buat.
3. Bagus bu, ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan rencana ibu.
4. Buat besok ibu juga harus sesuaikan dengan jadwal yang telah ibu tulis.
5. Jadwal kegiatan ini bisa ibu buat kalau ibu berada di rumah, agar waktu luang ibu bisa berisi dengan hal-hal yang positif seperti ikut arisan, pengajian, kumpul dengan anak-anak dan masih banyak kegiatan yang lain.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi pasien subyektif : setelah ngobrol-ngobrol dengan suster bagaimana perasaan ibu sekarang.
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : bisa tidak Ibu ulangi lagi kegiatan yang telah ibu lakukan tadi pagi.
2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : nanti bila ibu tidak bertemu suster coba ibu terapkan apa yang sudah ditulis dijadwal kegiatan.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang telah ibu buat, besok kita evaluasi ya bu.
Waktu : besok kita akan ngobrol-ngobrol jam 09.00 ya bu.
Tempat : besok kita ketemu disini lagi ya bu.












STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERTAWATAN
A.   PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak tenang, interaksi positif, klien tampak senang.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
4. Tindakan keperawatan
Beri penkes kepada keluarga cara merawat klien HDR, bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat, bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
B.   STRATEGI KOMUNIKASI
Oreintasi
1. Salam terapeutik : selamat siang mas perkenalkan nama saya Rika dari AKPER PERTAMINA, saya bertugas disini mulai tanggal 24 september sampai 4 Oktober.
2. Evaluasi / validasi : bagaimana apa mas sudah siap menjemput ibu, dan apa mas sudah tau cara merawat ibu di rumah.
3. Kontrak :
Topik : kita akan ngobrol-ngobrol tentang cara merawat ibu di rumah .
Waktu : bagaimana kalau 10 menit apa mas mau?
Tempat : kita akan ngobrol-ngobrol di teras depan saja ya mas
Kerja : (langkah-langkah tindak lanjut).
1. Hari ini kan mas mau menjemput ibu.
2. Apa mas sudah tau cara merawat ibu di rumah.
3. Iya mas benar, jadi jika ibu berada di rumah dan sering menyendiri, melamun, mas harus memberikan dukungan untuk ibu.
4. Mas juga harus selalu memuji ibu apa bila ibu melakukan sesuatu kegiatan yang bersifat positif.
5. Jangan lupa ibu selalu diingatkan untuk meminum obat 3x sehari.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi pasien subyektif : bagaimana apa mas mengerti.
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : coba mas ulangi lagi apa yang akan mas lakukan dengan ibu apabila ibu melakukan kegiatan yang bersifat positif.
2. Tindak lanjut (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan : ya sudah kalau begitu mas di rumah harus merawat ibu dengan baik ya, jangan lupa ingatkan ibu untuk minum obatnya.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : jika ibu di rumah punya masalah lagi, mas datang ke poli RS ini dan konsultasi dengan dokter tentang keadaan ibu.
Waktu : konsultasinya sesuai dengan jadwal yang telah diberikan ya mas.
Tempat : konsulnya di RS ini ya.













DAFTAR PUSTAKA

Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
























LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH



OLEH :
WENSESLAUS AMSIKAN
06110276





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
2013



LEMBAR PENGESAHAN


Laporan pendahuluan dengan harga diri rendah kronisi telah disetujui pada:
Hari                 :
Tanggal           :


Mahasiswa,


(Wenseslaus Amsikan)



Mengetahui,

         Pembimbing Lahan,                                               Pembimbing Akademik,


(                                                  )                                (                                             )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar