PRE PLANNING
PENGOPTIMALAN KADER POSYANDU BALITA
DAN LANJUT USIA
DI DUSUN MANYARAN DESA JATI
KECAMATAN TAROKAN
KABUPATEN KEDIRI
A.
LATAR BELAKANG
Pembinaan
kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus digalakkan
untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan
keluarga dan masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya menghadapi
peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan
dampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.
Menilik
dari hal tersebut, warga Dusun Manyaran difasilitasi oleh mahasiswa Praktek
Kerja Lapangan (PKL) Program Studi Keperawatan (Ners) STIKes Surya Mitra Husada
Kediri di Dusun Manyaran Desa jati Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri melaksanakan
kegiatan pembinaan kesehatan balita dan lansia di wilayahnya dengan berbagai
rangkaian kegiatan, salah satunya adalah pengoptimalan kader balita dan lansia
serta pemeriksaan kesehatan bagi para masyarakat.
B.
RUANG LINGKUP
o Materi pelatihan yang difokuskan pada
Program Minimum Posyandu, termasuk masalah balita dan lansia
o Materi pelatihan yang ditekankan pada
upaya peningkatan kinerja para kader dalam pengelola Posyandu, meliputi
peningkatan pengetahuan, pengembangan sikap dan ketrampilan dalam mengelola dan
melakukan pelayanan kesehatan dasar dalam Posyandu.
C.
TUJUAN
1.
Tujuan
Umum
Setelah
selesai mengikuti Pelatihan Kader Posyandu, diharapkan para Kader Posyandu
dapat mengelola dan melaksanakan lima kegiatan di Posyandu.
2.
Tujuan
Khusus
a. Kader mampu melakukan administrasi
Posyandu meliputi: KMS, buku registrasi, pemberian makanan tambahan, buku
kegiatan harian, buku kegiatan bulanan, buku tamu, buku pengobatan, dan
lain-lain.
b. Kader mampu memberikan informasi
kesehatan kepada masyarakat di Dusun Manyaran Desa jati Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri.
c. Kader mampu melakukan kegiatan
Posyandu balita Lansia sesuai dengan system kegiatan 5 meja.
D.
NAMA KEGIATAN
Pengoptimalan
Kader Posyandu Balita dan Lansia Dusun Manyaran Desa Jati Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri
E.
PELAKSANAAN
1. PERAN PELATIH UTAMA
a. Pelatihan
Partisipatif akan berjalan baik jika dilakukan dengan kerjasama tim. Pelatih
utama memiliki peran memimpin proses belajar pada setiap Pokok Bahasan (PB)
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
b. Sesaat
sebelum dimulai, pelatih utama mengumpulkan semua media belajar dan bahan yang
akan diperlukan selama memandu Pokok Bahasan yang bersangkutan
c.
Menyampaikan Judul, Tujuan dan Waktu
yang di perlukan pada setiap Pokok Bahasan (PB) dengan mengacu pada modul
pelatihan.
d. Memandu
kegiatan belajar mengikuti langkah-langkah pada setiap Pokok Bahasan (PB)
sesuai dengan Modul Pelatihan.
2. PELAKSANAAN (lanjut)
PERAN PELATIH PENDAMPING
a. Sementara
satu orang menjadi pelatih utama yang memimpin kegiatan belajar, anggota Tim
Pelatih lainnya sebaiknya membaur dengan para peserta pelatihan. Beberapa peran
Pelatih Pendamping adalah :
b. Membantu
Pelatih Utama yang sedang bertugas apabila diperlukan, misalnya memancing
pertanyaan kepada peserta agar lebih aktif berbicara dan mengemukakan
pendapatnya
c.
Ikut berdiskusi dengan peserta lainnya
agar suasana membaur dan akrab, peserta lebih aktif
d. Mendampingi
kegiatan kelompok kecil, satu pelatih perkelompok jika diperlukan
F.
JENIS KEGIATAN
Posyandu balita :
1. Menggali permasalahan yang ada di
Posyandu
2. Pelayanan 5 meja
3. Posyandu.Balita penderita gizi
kurang/buruk
4. PMT
5. Praktek pelaksanaan posyandu balita
Posyandu lansia :
- Sosialisasi tentang pentingnya posyandu lansia
- Kontrak pembelajaran pada kader posyandu lansia
- Penjelasan tentang tugas 5 meja yang ada di posyandu lansia
- Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS
- Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi
- Praktek pelaksanaan posyandu lansia
F. WAKTU DAN
TEMPAT
Hari/tanggal : Rabu, 25 September – 5 Oktober 2013
Waktu : Pukul 09.00 - selesai
Tempat : Rumah kepala
dusun manyaran
G. SASARAN
Kader
Lansia Wilayah Dusun Manyran
H.
PELAKSANA
Mahasiswa Praktek Komunitas dan
Keluarga STIKes Surya Mitra Husada Kediri Program Studi Keperawatan Ners di Dusun
Manyaran Desa Jati Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.
I.
METODE
- Pencatatan dan Pelaporan
- Pemeriksaan Fisik
- Health Education / Penyuluhan
- Tanya Jawab
- Pendekatan Persuasif
J.
MEDIA / ALAT
- Buku registrasi balita dan lansia
- Kartu status kesehatan balita dan lansia
- Lembar indeks katz tingkat kemandirian lansia
- Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
- Spignomanometer 3 buah
- Stetoskop 3 buah
- Alat timbang badan 1 buah
- Alat pengukur tinggi badan 1 buah
- Temp 1 buah
K.
TEKNIS KEGIATAN\
Posyandu balita
1. Tugas atau Peran Kader Dalam
Kegiatan Posyandu
Posyandu (pos pelayanan terpadu)
adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta
kesehatan ibu dan anak pada khususnya. Posyandu merupakan bagian dari
pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dilaksanakan
oleh keluarga bersama dengan masyarakat di bawah bimbingan petugas kesehatan
dari puskesmas setempat.
Sasaran utama kegiatan posyandu ini
adalah balita dan orang tuanya. Sedangkan yang bertindak sebagai pelaksana
posyandu adalah kader.
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari,
oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan
kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di
posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan
ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup
menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu
(Ismawati dkk, 2010).
Direktorat Bina Peran Serta
Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader : “Kader adalah warga masyarakat
setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara
sukarela” (Zulkifli, 2003).
Kader kesehatan adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani
masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di
tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin, dan Hamidah,
2006).
Kader kesehatan adalah tenaga
sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.
Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor kesehatan
(Yulifah R, dan Yuswanto, 2006).
Kader aktif adalah kader yang selalu
melaksanakan kegiatan posyandu dan selalu menjalankan tugas dan perannya
sebagai kader (Dinas Kesehatan Tuban, 2005).
Kader tidak aktif adalah kader yang tidak melaksanakan tugas
dan perannya sebagai kader posyandu serta tidak rutin mengikuti kegiatan posyandu
(Republika, 2005).
2. Syarat Menjadi Kader Posyandu
a. Dapat membaca dan menulis
b. Berjiwa sosial dan mau bekerja
secara relawan
c. Mengetahui adat istiadat serta
kebiasaan masyarakat
d. Mempunyai waktu yang cukup
e. Bertempat tinggal di wilayah
posyandu
f. Berpenampilan ramah dan simpatik
g. Mengikuti pelatihan-pelatihan
sebelum menjadi kader posyandu.
3. Tugas dan Peran Kader Posyandu
a. Melakukan kegiatan bulanan posyandu
b. Tugas-tugas kader posyandu, meliputi
:
1) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu
alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang
dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan.
2) Mengundang dan menggerakkan
masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu.
3) Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu
menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk
memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu.
4) Melaksanakan pembagian tugas, yaitu
menentukan pembagian tugas di antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun
pelaksanaan kegiatan.
c. Tugas kader pada hari buka Posyandu
disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :
1) Meja 1, yaitu bertugas mendaftar
bayi atau ballita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas
yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu
hamil pada Formulir atau Register ibu hamil.
2) Meja 2, yaitu bertugas menimbang
bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan pada KMS.
3) Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi
KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke
dalam KMS anak tersebut.
4) Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan
data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan
memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.
5) Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan
sektor yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan
lain-lain. Pelayanan yang diberikan antara lain : Pelayanan Imunisasi,
Pelayanan Keluarga Berencana, Pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat
besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
d. Kegiatan setelah pelayanan bulanan
Posyandu
1) Memindahkan catatan-catatan dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.
2) Menilai (mengevaluasi) hasil
kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya.
Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu yang rumahnya
berdekatan (kelompok dasawisma).
3) Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan
perorangan) merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu
pada kegiatan bulan berikutnya.
e. Melaksanakan kegiatan di luar
posyandu :
Melaksanakan kunjungan rumah
Mereka
yang perlu dikunjungi adalah :
1) Ibu yang anak balitanya tidak hadir
2 (dua) bulan berturut-turut di Posyandu
2) Ibu yang anak balitanya belum
mendapat kapsul vitamin
3) Berat badanny tidak naik 2 (dua)
bulan berturut-turut
4) Berat badannya di bawah garis merah
KMS
5) Sasaran Posyandu yang sakit
6) Ibu hamil yang bulan lalu dikirim
atau dirujuk ke puskesmas
7) Ibu yang mengalami kesulitan
menyusui anaknya
8) Ibu hamil dan ibu menyusui yang
belum mendapat kapsul iodium
9) Balita yang terlalu gemuk
10) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan
ikut serta dalam kegiatan Posyandu
11) Langsung ke tengah masyarakat
f. Melalui tokoh masyarakat atau pemuka
agama atau adat
g. Membantu petugas kesehatan dalam
pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan masyarakat.
Posyandu lansia
- Penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia pada kader.
- Membuat jadwal pembelajaran pada kader posyandu lansia dengan cara musyawarah.
- Menjelaskan tentang tugas 5 meja yang ada di posyandu lansia :
ü Pencatatan
/ registrasi data demografi dan data kesehatan lansia (Meja 1)
a.
Lansia menuju meja 1 untuk dilakukan pencatatan / registrasi
b. Registrasi
dilakukan oleh kader difasilitasi mahasiswa, bagian dari registrasi antara
lain:
o
Nomor
urut
o
Nomor
register
o
Nama
lansia
o
Jenis
kelamin lansia
o
Umur
lansia
o
Alamat
lansia
c.
Lansia diberikan kartu status kesehatan yang sudah berisi identitas lansia
d.
Lansia menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan
ü Pemeriksaan
status kesehatan dan indeks masa tubuh lansia (Meja 2)
a. Lansia dengan
membawa kartu status kesehatan menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan oleh
mahasiswa dibantu kadek kesehatan anggota Pokjakes. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi:
· Pengukuran tinggi badan dan
penimbangan berat badan, sekaligus ditentukan IMT lansia
· Pemeriksaan tekanan darah, denyut
nadi dan suhu
· Pemeriksaan fisik yang lain,
misalnya gigi, mulut, paru, jantung, dll.
· Anamnesa keluhan kesehatan lansia
b.
Semua hasil pemeriksaan ditulis ke dalam kartu status kesehatan lansia di ikuti
pembubuhan tanda tangan pemeriksa
c.
Dilakukan pengisian KMS oleh petugas
d.
Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan penilaian kemandiriannya dengan tetap
membawa kartu status kesehatan dan KMS.
ü Penilaian
indeks katz / kemandirian lansia (Meja 3)
a. Lansia menuju
meja 3 untuk dilakukan penilaian tingkat kemandiriannya oleh mahasiswa.
b. Dilakukan
pencatatan tingkat kemandirian di kartu status kesehatan lansia
c. Diinformasikan
kepada lansia akan ketidakmandiriannya di bidang tertentu untuk selanjutnya
diberikan HE untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
d. Lansia
menuju meja ke 4 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan
sambil tetap membawa kartu status kesehatan dan KMSnya..
ü Penyuluhan
dan Pemberian Makanan Tambahan Lansia (Meja 4)
a. Lansia menuju meja 4
untuk dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa dan pemberian makanan tambahan oleh
kader kesehatan anggota Pokjakes.
b. Penyuluhan
atau Health Education yang dilakukan secara individual sesuai dengan
permasalahan lansia secara umum, khusus dan merujuk pada ringkat kemandirian
lansia.
c. Lansia
menuju meja 5 untuk diberikan pelayanan kesehatan yaitu pengobatan.
ü Pelayanan
Kesehatan (Pengobatan) Lansia (Meja 5)
a. Lansia menuju meja 5
untuk diberikan pengobatan dengan menunjukkan kartu status kesehatannya kepada
dokter / petugas.
b. Dokter
/ petugas memberikan obat sesuai dengan keluhan lansia.
c. Kartu
status kesehatan lansia disimpan oleh petugas sebagai data simpanan, sedangkan
KMS dibawa oleh Lansia.
K. EVALUASI
1.
Diharapkan sejumlah 8 kader balita dan lansia hadir
dalam pengoptimalan kader posyandu lansia.
2.
Dapat
dibentuk susunan pengurus posyandu balita dan lansia.
3.
Para
peserta pelatihan mengikuti acara dari awal sampai akhir.
4.
Para
peserta pelatihan diharapkan mampu mengerti dan memahami tugas dari 5 meja
dalam posyandu balita dan lansia.
5.
Para
peserta pelatihan diharapkan mampu menerapkan hasil pelatihan kader dalam
pelaksanaan posyandu balita dan lansia.
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENGOPTIMALAN KADER POSYANDU BALITA
DAN LANSIA
DI DUSUN MANYARAN DESA JATI
KECAMATAN TAROKAN
KABUPATEN KEDIRI
I.
PELAKSANAAN
Kegiatan pengoptimalan kader posyandu balita dan lansia
Dusun Manyaran Desa jati Kecamatan
Tarokan Kabupaten Kediri.
dilaksanakan pada :
Hari/tanggal :
Rabu, 25 September – 5 Oktober 2013
Waktu :
09.00 – selesai
Tempat :
Rumah Kepala dusun manyaran
Peserta :
8 orang
II.
HASIL
1.
Susunan pengurus Posyandu balita dan lansia di Dusun Manyaran Desa jati
Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri.
Ketua :
Anggota :
-
2.
Pembagian tugas 5 meja posyandu lansia
Meja I :
Meja II :
Meja III :
Meja IV :
Meja V :
Petugas Puskesmas
3. Menjelaskan
tentang tugas 5 meja yang ada di posyandu balita dan lansia :
Sebagian besar kader sudah mengerti dan memahami
tentang tugas 5 meja yang telah dijelaskan hanya beberapa orang saja (3orang)
yang masih bingung dengan tugas kader di meja 3
4. Penjelasan
tentang cara membaca dan mengisi KMS
Setelah dijelaskan, semua kader sudah mengerti cara
membaca dan mengisi KMS lansia
5. Penjelasan
tentang cara mengukur tekanan darah
Dari penjelasan dan pelatihan cara mengukur tekanan
darah, ada 3 orang kader yang mendekati benar cara mengukur tekanan darah
kemudian dari 3 orang tersebut ditest lagi untuk mengukur tekanan darah salah
satu orang dan hasilnya ditulis pada secarik kertas tanpa memberitahukan pada
orang lain. Dari test tersebut didapatkan satu orang yang benar dalam mengukur
tekanan darah, kemudian orang tersebut ditempatkan di meja 2.
6. Pertanyaan
Berapa nilai normal denyut nadi untuk lansia ?
Jawaban : 60 – 100 x / menit
Berapa nilai normal tekanan darah untuk lansia ?
Jawaban : 120 – 140 mmHg
60 - 90
Bagaimana cara menentukan status gizi (IMT) lansia ?
Jawaban : Dengan melihat pada grafik IMT, hubungkan
titik tinggi badan dan berat badan lalu buat garis pertemuan dari dua titik
tersebut.
Siapa saja yang termasuk dalam kategori A,B dan C pada KMS ?
Jawaban :
o Yang termasuk kategori A adalah lansia mandiri
artinya lansia tersebut mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara
mandiri/tanpa bantuan orang lain.
o Yang termasuk kategori B adalah lansia dimana dalam
melakukan kegiatan sehari-hari menggunakan bantuan sebagian dari orang lain
misalnya, untuk makan lansia tersebut harus diambilkan oleh keluarga.
o Yang termasuk kategori C adalah lansia
dimana dalam melakukan semua kegiatan sehari-hari menggunakan bantuan total
dari orang lain misalnya, untuk makan, lansia tersebut harus diambilkan dan
disuapi oleh keluarga.
7. Praktek
pelaksanaan posyandu lansia
Pada praktek pelaksanaan posyandu balita dan lansia
(uji coba) masing-masing kader umumnya sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik sesuai dengan tugas dari 5 meja, akan tetapi pencatatan dan pengukuran
tekanan darah masih perlu latihan terus sehingga pencatatan dan pengukuran
tekanan darah untuk satu lansia tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Yang
menjadi lansia adalah salah satu mahasiswa PKL Komunitas dari STIKes Surya
Mitra Husada Kediri